•  

    Layanan & Pembelian

    0817-461-814

  •  

    Opening Times

    Mon - Fri 08.00 - 17.00

Rp. 57.000,-

Novel ini bercerita tentang Nawang Wulan. Waktu kecil ia seperti purnama yang selalu


menerangi hati ibunya yang kelam. Dan kini, ia ingin kembali menjadi purnama; menunjukkan pada ibunya bahwa ketakutan ibu terlalu berlebihan tentang trah dan pesantren. Ia akan menunjukkan, Alfin adalah sosok Gajah Mada, Sang Maha Patih yang dikenal karena Sumpah Palapa dan tidak sekali pun bertopang pada silsilah. Derajat dan kemuliaan tinggi yang diraihnya adalah berkat perjuangan yang murni dari seorang putera rakyat biasa. Namun, ternyata Nawang harus terluka. Alfin bukanlah Gajah Mada. Purnama itu pun tertutup awan. Sampai sebuah nada pesan HP-nya berbunyi. Pesan dari Yasfa: “… Saat langit terkatup genggam keharuan. Isyarah menjelma dalam lelah. Isyarah menjelma pesona. Tertuang doa dalam memar luka. Adalah duka doaku. Puja pintaku. Jadilah purnamaku.”

 

Cover : Soft Cover

Pengarang : Khilma Anis

Cet. 3 : 2012

Ukuran : 11 x 17 cm

Jml Hal : 238

Penerbit : Matapena

Rp. 57.000,-

Novel teenlit pesantren ynag satu ini mengisahkan tentang seorang santriwati yang terbilang jutek.


Ita, seorang bisa membikin butek sepuluh orang teman kamarnya. Sampai mereka hanya bisa saling curhat sesama korban kejutekannya. Tentu saja pakai sembunyi-sembunyi dan mereka suka kasih aba-aba. ”Ja’a Jutek, Ja’a Jutek!” yang berarti ”Jutek datang, jutek datang.”begitu ada tanda Ita hampir masuk kamar, mengganggu curhat mereka. Bisa jadi, Cuma Lintang yang punya keberanian membuat keadaan berbalik. Ita yang bebas bersikap karena dekat dengan Bu Nyai, harus menerima pembalasan hingga membuatnya terpuruk dan tak berdaya.

 

Cover : Soft Cover

Pengarang : Isma Kazee

Cet. 2 : 2012

Ukuran : 11 x 17 cm

Jml Hal : 223

Penerbit : Matapena

Rp. 59.000,-

Berisi Dua puluh lima cerita tentang impian dan perjuangan yang ditulis oleh


santri mahasiswa penerima program beasiswa santri berprestasi. Misalnya, Isna Noor Fitria yang mendapatkan beasiswa kuliah setelah kerja kerasnya dalam MQK (Musabaqah Qira’at al Kutub) III yang digelar di pesantrennya. Demi impian membawa nama baik pesantren, ia berusaha keras mempelajari kitab Alfiyah Ibn Malik dengan seribu bait nazham-nya, yang sebenarnya belum pernah diajarkan di pesantren tempat ia belajar. Tak sempat tidur, begadang, hingga sakit mata. Dan semua perjuangannya itu pun berbuah manis.  Tulisan-tulisan dalam buku ini menjadi tambahan ragam genre tulisan para santri yang diterbitkan Matapena, selain novel, cerpen, essay, ataupun artikel. Ada istilah success story yang mengungkap kisah sukses seseorang, pahit manis, duka bahagia, kalah menang, juga unsur cerita lain yang mungkin terbaca sederhana namun sangat bernilai. Satu hal penting, bahwa tulisan ini bisa menginspirasi dan memotivasi pembaca [santri] untuk tak takut membuat impian hebat dalam hidupnya. Tulisan ini juga bisa menunjukkan kepada public readers, bahwa santri Indonesia juga menulis success story, santri punya impian hebat, dan santri juga bisa sukses.

 

Cover : Soft Cover

Pengarang : Community of Santri Scholars of Religious Affair (CSS-MoRA)

Cet. 1 : 2012

Ukuran : 14.5 x 20.8 cm

Jml Hal : 196

Penerbit : Matapena & Kemenag RI